Selasa, 05 September 2017

Peneliti Kembangkan Teknologi WiFi 300 Kali Lebih Cepat

Kehadiran fasilitas WiFi kini memudahkan kita untuk mengakses internet di manapun dan kapanpun. Apalagi di tempat umum, seperti mal dan restoran, kita bisa mengakses WiFi gratis.
Sayangnya, ada kalanya sinyal WiFi tidak terlalu bagus dan kecepatannya juga tidak tinggi karena banyak orang yang menggunakan. 



Situasi di atas akhirnya menginspirasi peneliti di Belanda untuk mengembangkan teknologi alternatif WiFi, yakni menggunakan sinar cahaya individual. Sinar ini menjadi saluran pengantar informasi dengan kecepatan sangat tinggi.
Setelah melakukan sejumlah pengujian, peneliti menemukan bahwa kecepatan WiFi dengan menggunakan sinar cahaya individual justru lebih kencang 300 kali lipat dibandingkan WiFi pada umumnya, yakni mencapai 112 Gigabit. 
Agar lebih jelas, perbandingannya begini, jika kita memiliki data sebesar 5GB atau sekitar 40 Gigabit di DVD, kita dapat mentransfer data dari tiga DVD dalam waktu satu detik saja.
Keunggulan lainnya adalah teknologi ini lebih murah dan aman. Karena sinar cahaya fokus di satu orang, celah untuk meretas jaringan internet sangat kecil.

Namun, teknologi ini belum sempurna. Pasalnya ketika ingin memindahkan perangkat, kita perlu mengirim gelombang lain untuk mencapai perangkat tersebut. Para peneliti menargetkan teknologi ini bisa berkembang lebih luas dalam lima tahun ke depan.
(Theofilus Ifan Sucipto/Cas)
liputan6.com

Digibank, Tabungan Digital dengan Kecerdasan Buatan dan Biometrik

Bank DBS baru saja meluncurkan layanan perbankan berbasis aplikasi yang diberi nama Digibank. Kehadiran Digibank di Indonesia merupakan yang kedua setelah sebelumnya layanan serupa meluncur di India pada April 2017.
Menurut Executive Director Head of Digital Banking DBS Leonardo Koesmanto, layanan ini memudahkan nasabah yang ingin membuka tabungan. Sebab, seluruh proses dilakukan cukup dengan memanfaatkan smartphone.
Leonardo menuturkan, nasabah cukup mengunduh aplikasi Digibank di App Store atau Google Play Store. Setelah itu mengisi data dan membuat perjanjian dengan agen digibank untuk melakukan verifikasi biometrik.
"Syarat utamanya adalah KTP elektronik. Setelah itu, calon nasabah cukup mencocokkan sidik jari yang ada di KTP elektronik dengan perangkat yang dibawa oleh agen kami," ujarnya saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Selasa (5/9/2017) di Jakarta.


Meski mengusung sistem digital, Leonardo menyebut layanan ini bukanlah dompet virtual melainkan sebuah tabungan. Karena itu, mekanisme tabungan seperti keberadaan kartu debet dan bunga dapat diterima nasabah.
"Nantinya, kartu debet dapat dikirimkan ke nasabah dan dapat digunakan sama seperti kartu lain pada umumnya. Untuk bunga, layanan ini menawarkan bunga sebesar 3 persen tanpa minimum saldo di tabungan," tuturnya menjelaskan.
Adapun sasaran utama dari layanan ini adalah generasi muda yang sudah akrab dengan smartphone dan memiliki penghasilan. Dengan demikian, layanan ini dapat memudahkan nasabah untuk membuka tabungan dengan memanfaatkan perangkatnya.
Layanan ini juga hadir dengan fitur asisten virtual yang tertanam di dalam aplikasi. Melalui layanan asisten virtual ini, nasabah dapat menanyakan sejumlah hal dan dapat langsung dijawab.
"Apabila tak bisa dijawab sistem berbasis kecerdasan buatan, nasabah akan dihubungkan ke agen kami. Rencananya, asisten virtual ini juga dapat membantu nasabah saat melakukan transfer dengan menyarankan nama atau rekening tujuan," ujarnya mengakhiri pembicaraan.
(Dam/Isk)
liputan6.com