Selasa, 04 April 2017

Jenis Sistem Biometrik yang Banyak Digunakan

Sebagian besar perangkat smartphone kini tersemat oleh sistem keamanan biometrik. Teknologi tersebut digunakan untuk melindungi sebuah perangkat dari orang lain yang berniat jahat.
Meski telah banyak tersedia, namun ada lima sistem biometrik yang kini banyak digunakan oleh produsen perangkat elektronik. Sebagaimana dikutip dari Biometric Security Decive, Selasa (4/4/2017), berikut lima teknologi biometrik tersebut.
Pemindai Retina
Pemindai retina memiliki kemampuan untuk mengenali pola unik yang terdapat pada masing-masing orang. Dengan mengidentifikasi pola tersebut menjadi sebuah akses masuk, pemindai retina bisa digunakan untuk mengamankan perangkat dari akses tak legal.
Pemindai Iris
Sama seperti pemindai retina, iris scanner juga dapat memindai pola unik di dalam mata namun dengan cara yang lebih kompleks. Selain itu, penggunaan pemindai iris juga dikatakan lebih membutuhkan biaya dibandingkan pemindai retina.
Fingerprint Scanner
Anda mungkin sudah tak asing lagi dengan sistem keamanan biometrik ini. Sebagian besar smartphone saat ini menyematkan teknologi biometrik pemindai sidik jari. Selain cukup aman digunakan, teknologi biometrik ini juga dikatakan menjadi yang termurah dibandingkan pemindai lainnya.
Fingerprint scanner bekerja dengan mencetak pola sidik jari secara tiga dimensi kemudian menyimpannya untuk melakukan pengenalan terhadap pola sidik jari yang sama.
Face Biometric
Setiap orang memiliki struktur dan rupa wajah berbeda-beda. Oleh karena itu, sistem keamanan biometrik pun mengandalkan wajah sebagai pengenal jati diri seseorang. Dengan memindai setiap struktur pada wajah seperti alis, jarak antara mata, dan hidung, sistem bisa menjadi alternatif kemanan saat ini.
Voice Recognition
Sama seperti bagian tubuh lainnya, suara pada setiap orang memiliki tone yang berbeda. Jika Anda menggunakan asisten digital Google Assistant, Anda akan menemukan pengaturan trusted voice. Sistem ini digunakan hanya untuk mengenali suara yang pertama kali direkam untuk melakukan autentikasi.
(kem) techno.okezone.com

Jenis Sistem Biometrik yang Banyak Digunakan

Sebagian besar perangkat smartphone kini tersemat oleh sistem keamanan biometrik. Teknologi tersebut digunakan untuk melindungi sebuah perangkat dari orang lain yang berniat jahat.
Meski telah banyak tersedia, namun ada lima sistem biometrik yang kini banyak digunakan oleh produsen perangkat elektronik. Sebagaimana dikutip dari Biometric Security Decive, Selasa (4/4/2017), berikut lima teknologi biometrik tersebut.
Pemindai Retina
Pemindai retina memiliki kemampuan untuk mengenali pola unik yang terdapat pada masing-masing orang. Dengan mengidentifikasi pola tersebut menjadi sebuah akses masuk, pemindai retina bisa digunakan untuk mengamankan perangkat dari akses tak legal.
Pemindai Iris
Sama seperti pemindai retina, iris scanner juga dapat memindai pola unik di dalam mata namun dengan cara yang lebih kompleks. Selain itu, penggunaan pemindai iris juga dikatakan lebih membutuhkan biaya dibandingkan pemindai retina.
Fingerprint Scanner
Anda mungkin sudah tak asing lagi dengan sistem keamanan biometrik ini. Sebagian besar smartphone saat ini menyematkan teknologi biometrik pemindai sidik jari. Selain cukup aman digunakan, teknologi biometrik ini juga dikatakan menjadi yang termurah dibandingkan pemindai lainnya.
Fingerprint scanner bekerja dengan mencetak pola sidik jari secara tiga dimensi kemudian menyimpannya untuk melakukan pengenalan terhadap pola sidik jari yang sama.
Face Biometric
Setiap orang memiliki struktur dan rupa wajah berbeda-beda. Oleh karena itu, sistem keamanan biometrik pun mengandalkan wajah sebagai pengenal jati diri seseorang. Dengan memindai setiap struktur pada wajah seperti alis, jarak antara mata, dan hidung, sistem bisa menjadi alternatif kemanan saat ini.
Voice Recognition
Sama seperti bagian tubuh lainnya, suara pada setiap orang memiliki tone yang berbeda. Jika Anda menggunakan asisten digital Google Assistant, Anda akan menemukan pengaturan trusted voice. Sistem ini digunakan hanya untuk mengenali suara yang pertama kali direkam untuk melakukan autentikasi.
(kem) techno.okezone.com

Seberapa Aman Menggunakan Sistem Biometrik di Smartphone?

Smartphone kini menjadi salah satu perangkat utama yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Tak jarang, Anda menyimpan data-data pribadi di smartphone. Untuk itu dibutuhkan sistem keamanan yang canggih untuk melindungi data-data penting.
Beberapa produsen ponsel kini mulai mengaplikasikan sistem keamanan yang mengandalkan anggota tubuh sebagai standar keamanan. Metode ini lazim dikenal dengan sebutan biometrik.
Seperti dikutip dari Wired, biometrik berkaitan dengan teknologi yang melakukan dua tugas di sistem keamanan yakni mengidentifikasi dan autentikasi identitas seseorang. Pengidentifikasian dilakukan dengan menggunakan bagian tubuh manusia yang menjadi ciri khas. Namun, apakah teknologi ini aman?
Dalam paparan yang dijelaskan oleh M2SYS, sistem keamanan biometrik hampir dipastikan akan sulit untuk ditiru. Sebab, pola sidik jari dan iris setiap orang berbeda-beda.
Selain itu, untuk masuk ke sebuah smartphone yang menggunakan biometrik, Anda harus hadir secara fisik. Hal ini menunjukkan Anda tidak dapat diwakili orang lain saat melakukan proses autentikasi.
Kendati demikian, teknologi biometrik yang semakin populer belakangan ini menimbulkan kekhawatiran dari sebagian orang. Ditakutkan, para peretas dapat menemukan teknologi yang mengelabui metode biometrik.
(kem) techno.okezone.com

Hindari Perang Paten, Google Kenalkan PAX

Tuntutan hukum paten di industri smartphonemenjadi suatu pola dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini karena perusahaan seperti Google, Apple, Samsung, LG, HTC, Nokia dan pemain utama lainnya berkelahi satu sama lain untuk supremasi.
Menanggapi hal itu, Google rupanya mencoba menghentikan perang paten itu dengan perjanjian cross-license yang ditanda-tangani oleh semua partner Android. Inisiatif ini disebut PAX yang berarti damai dalam bahasa Latin dan dibuat dengan bantuan Android OEM.
Di bawah PAX, perusahaan yang ikut akan mengabulkan setiap lisensi paten bebas royalti yang mencakup Android dan Google Application pada perangkta yang memenuhi syarat.
"Kami percaya PAX lebih lanjut akan memperluas keterbukaan Android bagi para anggotanya, mempromosikan perdamaian paten yang akan membebaskan waktu dan uang untuk anggota, yang kemudian bisa mendedikasikan sumber daya untuk menciptakan ide-ide baru," bunyi pernyataan Google seperti dikutip dari blog Google, Selasa (4/4/2017).
Google, Samsung, LG, Foxconn, HMD Global, HTC, Coolpad, BQ, dan Allview merupakan beberapa perusahaan yang telah menandatangani perjanjian dan tidak akan mengajukan tuntutan hukum terhadap satu sama lain ketika melanggar paten mengenai Android.
Menurut laporan Phone Arena, semua perusahaan tersebut memiliki total paten sebanyak 230.000 di seluruh dunia. Menurut Google, inisiatif PAX kemungkinan akan tumbuh karenga anggota baru menandatangani perjanjian, yang artinya peluang bahkan lebih sedikit Android OEM menuntut satu sama lain.
(din) techno.okezone.com

Alam Semesta dalam Penjelasan Alquran dan Sains

Manusia yang tinggal di Bumi tidak mengetahui bahwa alam semesta terus mengalami perluasan. Ilmu pengetahuan berhasil mengungkap hal tersebut.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia Alexander Friedmann menemukan bahwa alam semesta mengembang. Fakta tersebut semakin ditegaskan melalui teleskop oleh Edwin Hubble, astronom Amerika yang menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak atau saling menjauh.
Peneliti juga percaya bahwa alam semesta terbentuk sekira 10 hingga 20 miliar tahun yang lalu. Alam semesta terbentuk dari energi yang sangat besar dan padat, lalu terus-menerus mengalami perluasan.
Fakta sains ini sudah diungkap sejak Alquran diturunkan sekira 14 abad lalu. Dalam salah satu surah Alquran, Allah berfirman bahwa alam semesta mengalami perluasan.
"Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya," bunyi Surah Az-Zariyat Ayat 47.
Terbentuknya alam semesta juga dijelaskan dalam Surah Al-Anbiya Ayat 30. Ayat ini sekaligus menjelaskan bahwa terciptanya alam semesta melalui suatu proses.
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan Bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman," bunyi surah tersebut.
Dalam buku 'Alquran vs Sains Modern Menurut Dr Zakir Naik' karya Ramadhani dan kawan-kawan, melalui instrumen sensitif yang disebut COBE (Cosmic Background Emission Explorer), penelitian itu mengungkapkan bahwa terdapat sisa-sisa ledakan besar alam semesta.
Dari hasil penelitian itu, sebagian besar ilmuwan percaya teori Big Bang. Bukti lain kebenaran teori Big Bang adalah berhasil ditemukannya jumlah relatif hidrogen dan helium di alam semesta.
(ahl) techno.okezone.com